Kita sudah tahu sekali gambar salah satu presiden Indonesia dengan
tangannya yang dibuka, lalu di sebelahnya ada kalimat, “Piye? Enak jamanku
to?”.
Melihat dan membacanya, saya kadang tersenyum, dan terkadang sedih.
Ini adalah satu bukti bahwa masih banyak orang yang merindukan kepemimpinannya. Sudah 19 tahun lamanya pemerintahan negara ini ditinggalkannya. Di 19
tahun itu juga, masih banyak orang yang menginginkan suatu saat nanti, akan ada
presiden semacamnya lagi yang menjadi presiden. Tommy? Eh.
Baru-baru ini aku menjalani hidup dengan agak aneh. Tanpa ada
interaksi dengan seseorang yang sebelumnya begitu aktif membunyikan notifikasi whatsapp-ku.
Perlu diketahui—ini tak penting-penting amat sebenarnya—bahwa ada dua bunyi
notifikasi, yaitu untuk grup, dan notifikasi pesan pribadi. Seperti yang sudah
kuceritakan, hampir saja ponselku lupa notifikasi model apa yang harus
dibunyikan ketika ada pesan pribadi masuk. Intinya, ada sesuatu yang menghilang
dari kebiasaan. Ini bisa jadi juga menjadi keuntungan bagiku sekaligus kerugian
di saat yang sama. Aku terkadang merasa rindu. Tentu saja. Rindu ini tentu
kadang membohongi kita. Terkadang merugikan kita. Kita seakan akan lupa akan
hal apa yang kita sangat tidak suka. Yang penting kangen. Wis. Rindu membuat
kita buta akan hal-hal yang sebenarnya tidak kita inginkan, tapi karena ada hal
yang serasa hilang, rindu akan memaksa kita untuk kembali ke masa itu.
Entah ini nyambung atau tidak. Perihal rindu akan dia dan
rindu akan presiden yang sedari tadi kubicarakan ini agaknya sama. Kita dibuat lupa akan hal-hal yang tidak
kita suka. Pemberedelan media, penghilangan jasad atau nyawa, pembantaian, dan pertumbuhan
ekonomi yang hanya untuk sanak keluarga seakan hilang begitu saja ketika kita
merasa kehilangan sosoknya. Mungkin kita bisa merasa kehilangan dia karena kita
sudah terlalu lama dipimpin olehnya.
Jangan biarkan rindumu membelenggu hidupmu. Aku sebagai jomblo
tentu tidak bisa merindukan siapapun. Apalagi presiden yang kusebut-sebut dari
tadi itu. Ciao!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar