Mungkin inilah penyebab utama
***
Dalam pendidikan, masa-masa awal
adalah masa yang paling penting untuk diperhatikan. Karena di situlah fondasi mulai
ada. Dan fondasi tersebut akan mengantarkan kita ke mana kita akan berjalan. Di
atas fondasi tersebut akan dibangun warung kelontong atau menara besar. Akan dibangun
apartemen besar dan kokoh atau rumah ibadah. Dibangun gubuk ataukah sekolah. Seenak
kita saja membangunnya, yang penting
cocok dengan fondasinya. Jika kita dari awal sudah mantap memilih fondasi untuk
rumah ibadah, ya kita mau tidak mau kita tidak bisa membangun menara yang lebih
tinggi dan berat.
Begitulah pendidikan. Apa yang kita pilih dan kita cintai
dalam awal-awal masa pendidikan, itulah yang akan menentukan kelak nanti, mau
kita bangun apa di atas fondasi yang kita pilih tadi. Dan di sinilah pentingnya
peran guru sekolah dasar. Di sini merekalah yang membuat para murid memilih dan
menentukan fondasi apa yang akan mereka tekuni. Dan masalah itulah yang terjadi
di Indonesia. Hmmmm .. saya akan bertanya terlebih dahulu, berapa di antara kalian
yang mencintai matematika? saya agak yakin jika yang menggandrungi matematika
jelas lebih sedikit daripada mereka yang benci mati-matian dan
mengolok-oloknya. Saya juga prihatin terhadap apa yang diperoleh oleh
matematika. matematika selalu saja banyak dibenci di mana-mana. Mengapa bisa
terjadi seperti itu? Mungkin karena para guru sekolah dasar gagal membuat
matematika itu terlihat simpel dan menawan di hadapan para muridnya. Dan karena
‘kegagalan’ mereka, kebanyakan dari kita merasakan hasilnya, membenci
matematika. Padahal hakikatnya, matematika sangatlah simpel. Matematika adalah
tak ubahnya bahasa. Ya, matematika adalah bahasa. Matematika adalah bahasa, dan
logika. Bahasa Arab punya simbol
ق dan ك yang hampir serupa tapi tak
sama. Bahasa Spanyol punya n
dan ñ yang tentu beda cara
baca dan maknanya. Begitu juga matematika, matematika bersimbolkan + untuk arti
tambah. – yang berarti kurang. Dan banyak lagi. Matematika, hakikatnya adalah
bahasa. Dan kita tidak dikenalkan tentang bahasa matematika di sekolah dasar
dahulu kala. Padahal jika saja kita dikenalkan tentang itu, mungkin kita akan
merasakan bahwa matematika itu justru simpel. Dan tak jauh beda dengan bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, Arab dan Rusia. Semua bahasa punya hurufnya sendiri,
begitu pula matematika. dengan simbol-simbolnya. Betapa saya merasa rugi tak
tahu tentang ini saat sekolah di sekolah dasar. Dan saya harap ribuan profesor
dan doktor tidak sungkan nantinya untuk mengajar di sekolah-sekolah dasar,
untuk mendidik anak cucu kita dengan baik dan benar. Dengan menanamkan fondasi dengan
cara yang terbaik dan teraktual. Mungkin. Dan memberikan pandangan fondasi-fondasi
apa yang lebih baik dipilih oleh anak cucu kita, para murid kala itu. Aah,
semoga saja. Biar mereka tidak sesuram kita. Heuheuheu.
Dari itu,Lebih Tepatnya Ckup kita yg merasakan,dan Perbaikan Untuk Anak cucu kta..?? :D
BalasHapus(Partisipasi)
nahh .. benar sekali
Hapus